Sunday 10 December 2017

Rekomendasi Liburan Winter di Eropa

Kalau kamu bingung memilih destinasi liburan saat winter dan ga terlalu lama menghabiskan waktu perjalanan, Belanda-Austria-Jerman bisa menjadi alternatif pilihan. Namanya juga #latepost, mohon maaf kalau suka ada lupa nya. Manusia tempatnya khilaf.

Belanda (Amsterdam-Volendam)
Banyak sekali tiket promo ke Belanda. Misalnya saja, Garuda tiap tahun pasti ada promo ke London dan Amsterdam kan. Nah, selain bisa menghemat tiket PP dari Jakarta-Amsterdam-Jakarta, katanya Amsterdam nyaman untuk kunjungan winter karena tidak terlalu dingin dan menghadirkan tatanan kota yang unik, banyak pernak-pernik, dan suasananya pasti beda sama di Jakarta (yaiyalah). Waktu itu, saya kebetulan ambil pesawat pagi dari Belanda ke Austria, jadi memilih nginap di hotel dekat Schipol dengan shuttle bus gratis dan (almost) 24 jam. Hal ini penting dicek untuk mobilisasi ya!

Nah menunggu penerbangan pagi ke Austria, di Amsterdam saya cuma puter Dam Square nya sih. Tapi, sebetulnya banyak museum yg bisa dikunjungi seperti Rijk Museum, Madame Tousad, Van Gough Museum, dan tak lupa Red Light District. Yang terpenting adalah kamu foto bersama kanal dan sepeda di dekat Red Light District, kalau bisa ambil agak menjelang maghrib, pasti banyak lampu kuning yang unyu kalau difoto haha. Kalau winter ada Amsterdam light festival muter-muter kanal.

Saya juga ke Volendam untuk berfoto studio bersama suami. Nah, banyak sekali oleh-oleh murah di sini, jadi rugi kalau ga beli banyak hehe. 5 euro bisa dapat 3 katanya. Aduh, tapi saya lupa dulu beli berapa. Haha. Selain itu, kota ini lucu sekali, bangunan rumahnya ala pelabuhan belanda dari kayu-kayu gitu kali ya kalau mau disebut. Entahlah. Pokoknya harus ke sini karena selain itu, Volendam merupakan kota di bawah permukaan laut loh. Dari Amsterdam Central naik bus ke Volendam ajah, agak jauh sekitar 35 menit. Tapi jalanan lancar dengan harga kurang lebih 9 euro PP. Kamu bisa selalu cek rute bus di 9292.nl atau download aplikasinya.

Tak lupa dong, kami foto menggunakan kostum a la Belanda di Foto de Boer, kayaknya sih yang paling kece hehe soalnya muncul halaman pertama google nomor satu pula. Link di sini.



Austria (Salzburg-Hallsttt)
Salah satu alasan kenapa kami pilih penerbangan pagi adalah supaya bisa langsung jalan di kota Salzburg setelahnya. Karena kotanya kecil, jadi relatif bisa conquer seharilah. Kalau kamu tinggal di pusat kota, kemana-mana mungkin bisa jalan. Tapi mungkin perlu bus juga kalau capek haha kami naik bus sih karena tinggal di Alpentrasse. Ambil tiket terusan sehari bisa di beli di tabak shop atau di mesin kecil di halte tapi ga semua halte ada mesin ini seingat saya. Centrumnya sendiri cantik, ada gang-gang penuh lampu gantung cantik gitu kayak di Italy, toko-tokonya juga lucu-lucu (dan mahal-mahal). Selain itu, kami pergi ke Mirabelle Palace. Kalau spring mungkin bunga-bunga tamannya tambah cantik.


Ga nemu museum mozart, kami langsung ke castle. Ada dua castle di sana. Jalannya agak nanjak. Kami cuma menikmati pemandangannya aja yang cantik, bisa lihat kota Salzburg dari ketinggian tertentu, ada juga pemandangan gunung berselimut salju entah gunung apa. Setelah sampai atas, kami ga masuk, tapi memilih melanjutkan perjalanan ke castle sebelah. Setelah lelah, kami pun nyerah, pulang aja. Haha.





Keesokan paginya, kami bertolak ke Hallstatt. Cari enak dan mudah, kami akan pulang ke Salzburg jadi barang-barang yg dibawa ke Hallstatt simpel, ga banyak dan ga repot. Ke hallstatt ada dua pilihan, mau naik Bus atau Kereta-boat. Karena waktu yg lebih pas, kami naik bus dan well karena kami berdua mabok laut, jadinya naik bus aja lah ya lebih murah, praktis, pemandangan juga tetep unch. Pada hari itu, salju turun. Itu adalah salju pertama saya dan suami yang walaupun doi dah liat salju dulu tapi lupa tuh. Nah, pemandangan Hallstatt ini memang juara ya, stasiun keretanya aja bagus. Oiya, baru ingat. Tiket yang kami beli adalah tageskarten terusan PP Salzburg-Bad Ischle-Hallstatt-Bad Ischle-Salzburg all in bisa naik kereta juga dari Bad Ischle-Hallstatt-Bad-Ischle tapi karena saya ke toilet dan ketinggalan kereta jadi emang fix naik bus aja. Haha. Belinya on board di bus mesti cash.





Hallstatt adalah salah satu desa herritage UNESCO. Gak heran kalau cantik ya, dan kotanya yang kecil bikin kita bisa explore sehari ajah. Nginep mending di luar deh, karena di sini mahal. Di Hallstatt sendiri kami ga kemana-mana sih, cuma di pinggiran garis danaunya dan makan pizza tuna di salah satu resto itali di sana. #tiwiidhamtrip emang ga ambi haha. Kota nya memang kecil, kalau ada waktu bisa ke tambang garam, naik cable car ke atas, atau ke cementery gitu. Menikmati pinggiran danaunya juga udah kece.

Jerman (Munchen-Fussen)
Kami naik kereta ke Munchen dari Salzburg pesan di website Bahn tapi ambil kereta regional Bavaria. Ini penting karena bisa lebih murah dibanding yang fast connection/ICE dan bisa gratis juga naik U-bahn S-bahn nya. Kalau naik bus kalau ga salah cuma 7 euro deh. Nah. Di Munchen kami makan ramen enak banget, lebih enak dari pada saat di Paris. Nama restonya : Takumi. Ga nahan antrinya. Agak lupa naik apa ya karna dianter saudara. Jelas sih, abis itu, puter-puter MarktPlatz nya seru juga. Bisa ke stadion tapi karena waktu yang terbatas kami pilih jalan sekitar ajah, ada fakultas kedokteran Ludwig dsb.


Besoknya, baru lah kami ke Neuswanstein Castle. Ke sana ber 6, jadi lebih murah ambil tiket Bavaria yang sudah terusan sampai ke bus menuju castle nya. Di Neuswanstein ga masuk ke castle tapi foto aja dari depannya hehe. Jalannya jauhhh sekali dan menanjak. Siapkan stamina dan waktu banyak ya. Fussen katanya cantik juga tapi kami ga sempat explore. Haha namanya juga trip santai sambil sibuk-sibuk lainnya jadi nya yaa shantay aja ya cyin.

Besoknya kami menghabiskan waktu kebanyakan di rumah sama keluarga besar. Kami nginap di rumah eyang jadi ikut heboh persiapan rayain taun baru. Jadi pagi-pagi eyang mau beli kembang api, karena ga perlu ikut rombongan banget rame2 ke kota, jadi ya sebagian cucu cucu pitik di rumah aja. Untung ada Om Dicky yang kasih tau ada danau dekat rumah. Namanya Hinterbruhler See. Cabut lah kami ke sana, ternyata bagus banget, alhamdulillah cuaca cerah saat itu. Jadi banyak kakek nenek yang keluar rumah berjemur. Kami nemu frozen lake. Dan, jalan-jalan pinggir kali nya, cantik dan menenangkan. Setelah keponakan udah ga betah di luar, jadinya kita balik aja ke rumah. Makan siang, dengarkan eyang cerita, ga kerasa sudah malam tahun baru. Yey, selamat tahun baru!!!





Setelah malam berlalu, kami siap pulang tanggal 1 nya ke Belanda. Kami naik ICE karena pesan deket2 hari jadi agak mahal 70 per orang sampai Arnhem. Haha.
Kembali ke dunia nyata deh.

Semoga referensi jalan-jalannya bermanfaat.
Hepi holidei!

Saturday 4 November 2017

Ikut student trip atau atur sendiri?

Bagi mahasiswa di Eropa, cari/atur trip murah keliling Eropa adalah semangat untuk menyelesaikan tugas serta semangat untuk memulai tugas yang baru. Nah, sering juga ada penawaran dari student tours seperti Pm2am atau Wanderlust student trips untuk liburan murah. Namun, kebanyakan mereka atur menggunakan bus, hotel sharing, dan waktunya gak flexibel sesuai keinginan kita. Walaupun demikian, bukan berarti kalau kita atur trip sendiri selalu lebih mahal daripada ikut student tours loh. Di sini saya mau share celah mana yang bisa disiasati untuk bikin trip seru tapi tetap murah.

Sebelumnya, saya juga pernah ikut tour apabila memang setelah diatur sendiri akan sama saja ujung-ujungnya kayak student tour. Contohnya, London-Stonehenge. Waktu itu kami ikut student tour karena memang ke sana mesti pakai bus dan susah kalau ga ikutan tour. Lalu katanya sih, kalau mau ikutan cruise baik di Scandinavia atau di Greece, mending ikutan student tours karena lebih murah dan praktis. Saya sendiri sih cruise ini belum pernah. Hehe.

Well, lanjut yuk gimana atur trip murah.




Penerbangan
Pertama, cari tiket pesawat sudah jelas yang murah-murah bisa di-compare di skyscanner. Kalau bisa sebelum cari tiket pesawat, atau misal surfing goeuro sekalipun, apus dulu history dan cookies nya. Pasti harga nya akan lebih murah karena setiap kita klik di device kita, mereka akan mengenali kita di kemudian klik. Jadi, supaya ga dikenali dan harganya seakan-akan kayak orang yang baru pertama buka, hapus dulu itu cookies nya. Pesanlah dari jauh-jauh hari. Pesawat hari selasa-rabu biasanya lebih murah.

Kedua, cari rute ryanair. Sepengetahuan saya sih, maskapai ini relatif lebih murah dibanding yang lain. Tapi coba komparasi juga dengan maskapai lain ya. Coba pilih bandara-bandara yang lokal atau bukan bandara utama lah. Misalnya nih, kalau mau ke barcelona, bisa saja pilih Maastricht - Girona (Barcelona) dibandingkan Amsterdam - Barcelona. Dijamin akan nemu yang lebih murah. Memang sih, perhatikan juga transport dari bandara pinggiran itu ke tempat yang kamu tuju. Supaya ga rugi bandar. hehe. Tapi biasanya akan lebih murah ke bandara pinggiran. Misal ke London Heathrow pasti beda puluhan euro sama penerbangan ke London Stansted. Sedangkan dari stansted tinggal nambah belasan euro mungkin buat pp ke tempat yang dituju.

Selanjutnya, cari aja dulu jalur alternatif. Misal mau ke Geneva dari Amsterdam. Dibanding pilih rute Amsterdam - Geneva yang sudah pasti mahal, kenapa gak ke Amsterdam - Nice - Geneva. Hehe. Atau, misalnya nih Amsterdam - Santorini kan mahal. Pilihlah dulu terbang dari Milan. Pokoknya disesuaikan ajah.

Transportasi lain
Apabila gak naik pesawat, banyak juga bus dan kereta kan. Khusus bus sih kayaknya harga ga akan jauh-jauh ya sesamanya dan gak lebih fluktuatif dari pada pesawat. Tapi mereka suka ada promo sih, seperti flixbus bisa dapat 99 euro untuk 5 kali perjalanan dalam 3 bulan. Bener ga ya? Haha, coba cek di website nya. Oiya, tapi terkadang bus antar-kota antar-negara seperti flixbus atau oui bus bisa jadi lebih mahal dibandingkan bus lokal yang juga bisa berangkat menuju negara tetangganya yang masih se-regional. Bus lokal pasti lebih murah. Seperti bus lokal Annecy - Geneva atau Salzburg - Munich. Hal-hal kayak gini sih compare-nya bisa juga nemu di goeuro.

Untuk kereta juga sama sih pada dasarnya. Namun, menurut saya jarang sekali trick ini bisa ditemui di goeuro. Jadi, kalau bisa browsing dulu yang dalam. Kalau saya, kasih tips ini contoh untuk Germany dan sekitarnya.

Germany ini punya tiket lebih murah untuk kereta regional (lokal) loh. Ada penawaran khusus buat weekend, buat kereta regional, khusus group, dan lain-lain. Tapi sayang gak berlaku untuk kereta ICE/international train/kereta cepat. Coba cek dulu deh di sini. Saya waktu itu pakai tiket Bavaria buat jalan dari Salzburg - Munchen, Munchen - Fussen. Juga pakai weekend ticket dari Arnhem (NL) - Dusseldorf - Koln - Aachen dan sebaliknya. Cukup makan waktu lama sih di jalan, tapi murah. Buat santai-santai boleh lah. Perbedaan harga dan waktunya cukup signifikan sih kalau pakai ICE. Hehe. 

Untuk jalan-jalan di kota tujuan, kadang tricky juga, banyak diskon-diskon atau tiket murah yang bisa kita dapatkan. Kalau ini kuncinya mungkin browsing sih ya. Saya belum banyak keliling-liling jadi sekedar share beberapa yang semoga helpful ya.

1. Belanda : punya group ticket yang bisa dibeli di ns.nl under our products >> ticket and supplements >> NS group return ticket. Tiket yang valid untuk group berjalan bersama-sama ini bisa didapat dengan harga 13.75 euro per orang. Lumayan sih, cuman ini pp ke daerah yang satu jalur ya. Agak ribet sih masalah jalur ini bisa dilihat di aplikasi 9292 kalau mau mudahnya. Kalau untuk ke mana saja seharian full bisa beli dag kaart yang sering dijual (tidak selalu) di Albert Heijn, kruidvat, blokker, atau hema. Perlu diperhatikan mau pada pergi ke mana aja. Estimasi harga bisa dilihat juga di aplikasi 9292. Misal Schipol - Den Haag pp butuh 16 euro(an). Kalau pakai group ticket (minimal ber-4) kan bisa murah. Kalau lebih banyak lebih murah, maksimal 10 orang harga 70 euro. Kalau terbang ke Eindhoven, menang banyak kalau rame-rame deh, misal ke Den Haag. Ber-4 bisa cuman 13.75 euro pp, tapi kalau sendirian kena bisa 20 euro (an) sekali jalan. Hmfiuh.

2. London : bisa dibaca di sini.
3. Salzburg : Tiket bus di sini ada yang valid buat all day. Bisa di beli di tabak (rokok) shop biasanya. Agak lupa harganya sekitar 2.5 euro ya seharian.
4. Paris : bisa dibaca di sini.
5. Geneva : ada tiket gratis 70 menit keliling kota kalau kita turun dari airport, dekat claim baggage ada nih mesin tiket yang bisa keluarin tiket gratis itu.
6. Nice : bisa dibaca di sini.

Hotel
Gak harus di hotel sih, syukur ada tebengan. Tapi kalau gak mau ngerepotin, dan mau fully menikmati honeymoon liburan, kan pengennya nginep di tempat yang private dan nyaman. Hostel kadang bagus, tapi kalau kamar private kadang sama aja harganya sama hotel. Huft. Tapi kalau pilih hostel yang sharing pasti jauuuuhhhhh lebih muraaaah bangeeeeettttt. Sebagai alternatif, bisa juga pakai Airbnb! Kalau cukup berani couchsurfing juga (mungkin) seru. Nah, cara menghematnya adalah coba pakai referal code promotion. Keuntungan jalan-jalan rame2 kan bisa tuh ganti2an pakai akun dan referal code nya. Booking.com dan airbnb punya promo ini. Seru deh. Bisa menghemat dan tetap nyaman ketika liburan. Hehe. Kalau mau referal code saya, boleh pm :D diskon 15 euro untuk booking.com dan 30 euro untuk airbnb.

Nah. Kira-kira itu sih komponen yang bisa dibagikan ya untuk menghemat budget liburan. Kalau masalah makan sih selera dan sangat tergantung sama kebutuhan. Intinya sih, jangan sampai liburan malah sakit hehe. Bisa juga hemat dengan makan makanan supermarket yang pasti lebih murah dibanding kita jajan di restoran. Oiya, kebanyakan sih restoran lokal punya menu gourmet gitu, misal di Paris 16 euro udah dapat 3 courses, di Andalusia (katanya) 12 euro. Hehe coba cek2 aja kalau itu. Saya sih yang jelas butuh makanan berat (pasta, mie, atau nasi). Kalau sandwich lagi roti lagi macuk angin. Huks.


Hepi holidei!

Perancis gak cuma Paris : Jalan-jalan di pinggir Perancis

Siapa yang gak tahu menara Eiffel? Salah satu dari 7 keajaiban dunia itu memang pasti masuk dalam daftar must visit kalau berkunjung ke Eropa. Namun, sebetulnya Perancis bukan cuma Paris aja melainkan banyak banget tujuan wisata yang sayang untuk dilewatkan. Orang bilang bahkan countryside Perancis punya banyak tempat yang unyu-unyu cute bagus gitu. Kali ini, saya mau share pengalaman arrange #tiwiidhamtrip di French Riviera, Chamonix, dan Annecy. Well, kalau belum pernah dengar sebelumnya, wajar kok! Tapi bukan berarti tempatnya biasa aja ya.. Malah, kami lebih suka tempat-tempat ini dibandingkan dengan Paris itu sendiri.

Kami pun arrange sendiri tanpa ikut tur. Hal ini sangat memungkinkan kita jalan santai, sesuka kita, dapat tempat nginep yang nyaman, pilih moda transportasi yang bukan bus, namun tetap murah. Percaya deh. Ga kalah murah sama student trip macam pm2am atau wanderlust student trip. Kami gak mau naik bus karena saya tukang mabok. Selain itu, kalau ada pesawat yg cepat kenapa mesti naik bus yang lama. Tips jalan-jalan murah di Eropa bisa dibaca di sini.

Nice - Eze Village
Sebetulnya pilihan tempat ini gak sengaja karena pengennya cari tiket murah aja buat liburan. Ke mana aja asal murah dan bagus serta ga bikin bosen. Walau tujuannya ke Annecy sih sebetulnya, cuman agak mahal karena mesti ke Geneva. Cari-cari, nemu lah tiket murah dari Amsterdam ke Nice. Dan dari Nice ke Geneva pun murah meriah. Pas buangets. Well, walau sudah late autumn mendekati early winter, kenapa ngga ke French Riviera yang pasti udaranya masih anget dan katanya tempatnya kece. French Riveria atau Côte d'Azur itu sendiri merupakan bagian dari pantai Mediterania Perancis (Perancis Selatan).

Keuntungan jalan-jalan di French Riviera adalah kemana-mana dekat. Sehingga, ga boros waktu. Kamu bisa ke Eze Village dan juga Monaco (negara tetangga yang nyempil itu) dalam kurun waktu satu sampai dua jam (diluar jalan-jalan) dari Nice. Dekat kan? Nah, karena kami cuma punya waktu sehari banget, jadi ya ga ngoyo lah, syukur kalau bisa ke Monaco, kalau ngga ya gapapa karena sama aja sih view nya kayak Nice.

Transportasi di Nice dan sekitarnya pun sangat mudah dan murah. Dan informasinya sangat lengkap mulai dari airport transfer di sini sampai bus lainnya di sini (nemu blog orang yang lengkap all about Nice). Kamu bisa baca sendiri ya. Nah. Tapi karena mau cari irit, dan sekedar bagi tips ajah, kalau dari airport ke tengah kota, mending pilih bus biasa (bukan airport express bus). Cuma 1.5 euro ajah. Dari Nice Côte d'Azur Airport agak ke depan airport sedikit, ga perlu nyebrang, belok kanan nemu halte bus. Dan naiklah bus sesuai tujuan kamu. Planner handy di handphone tersedia dalam aplikasi Nice ligne d'azur mobile. Sebetulnya kalau mau ke Agence Lignes d'Azur Thiers dekat Gare de Nice Ville sih enak banget bisa pesan kartu yang all day 5 euro. Tapi karena antri nya panjang waktu itu, kami jadinya lanjut jalan aja beli on boardpay as you go karena murah juga tiketnya (1.5 euro sekali jalan) dan ga mau ke banyak tempat. InsyaAllah tetap murah lah.

Penginapan di Nice relatif murah. Kami nginap di hotel Saint Gothard bintang dua, tapi lumayan bersih dan dekat sekali sama Gare de Nice Ville (Stasiun Central). Dari sini pun dekat dengan Cathédrale Orthodoxe Russe St Nicolas. Kami pun jalan kaki aja karena ga jauh.


Setelah itu kami mau foto di pantai Nice yang main-stream itu view dari atas, tapi agak bingung nih ke mana, katanya sih ke Castle Hill (Castle of Nice) atau apalah itu namanya. Kami pasang gmaps menuju ke daerah Colline du Château. Ternyata kami gak sengaja nemu Monument aux Morts yang sepanjang jalan menuju itu, kami lewatin port yang kayak di Monaco dan tulisan I love Nice. Haha.



Jadi saya sebetulnya masih bingung juga itu Castle Hill nya di mana. Walaupun di gmaps tertera : Le Cheteau. Dan hmpfht yah walau bingung, alhamdulillah dapat juga view nya walaupun ogah naik ke point view yang lebih tinggi karena capek. Kami akhirnya cukup bersyukur bisa lihat pantai Nice yang ternama itu :D


Setelah itu kami menuju ke Eze Village. Agak nyasar juga karena kami pengenya dari Vauban tapi Lignez d'Azur app sarankan kita pergi dari Boyer. Setelah makan eskrim dulu, kami pun naik bus menuju Eze Village. Hanya bayar 1.5 euro lagi. Sampai di Eze Village, memang lucu banget ya village nya. Kayak di film gitu. Dari mulai masuk pintu gerbang village nya aja udah seneng. Tapi jalan menanjak. Jadi persiapkan energi. Hehe.






 Le Jardin exotique d'Eze
Oiya, di Jardin exotique d'Eze kita harus bayar tiket masuk. tapi, kalau student hanya bayar setengah harga. 3.5 euro ajah. Siapkan kartu mahasiswa yah, karena kalau ga tetp harga normal.

Udah capek nanjak dan menikmati (hampir) sunset di puncak Eze, jadinya langsung pulang deh. Gak ke Monaco. Sayang sekali jadwal bus ga cocok, jadi naik bus dulu ke Eze Central Station lalu naik kereta. Tapi murah lah, kereta sekitar 6/7 euro berdua lah dari Eze ke Nice Ville.

Sebagai info tambahan juga, kalau naik uber dari tengah kota ke airport pagi hari bisa nambah harganya. Menurut info beredar sekitar 16-20 euro (beda dikit sama bus express) tapi saya kena 26 euro (berdua). Hiks, dua kali lipat bus express. Kalau rame-rame mending sih naik uber ya. Yaudah lah ya. Risiko flight pagi buta dan demi tiket pesawat murah ke Geneva!



Geneva - Chamonix - Annecy
Kabar baiknya adalah setiap arrival di Geneva Airport, kita dapat tiket public transport gratis selama 70 menit muter-muter Geneva. Mesin tiket ada di dekat claim baggage. Katanya harus tunjukan boarding pass, tapi kami tinggal pencet langsung keluar tiket gratisnya. Karena kami cuma punya waktu 1.5 jam di Geneva, jadi memutuskan untuk berkunjung ke Gedung UN, Palais de Nation saja. Tapi ternyata sebrangnya ITU (International Telecommunications Union). Suamiku seneng banget. Haha. Cuma 13 menit dari airport naik Bus No. 5. Begitu pula sebaliknya. Efektif dan efisien. Sebetulnya ada air mancur itu loh di Lake Geneva, cuman gak sempat.




Tiwi dan Calon Kantor :D

Idham dan Calon Kantor :D
Ke Chamonix kami naik Bus dari Geneva airport. Bagi yang mau excursion (jadi pp Geneva-Chamoonix-Geneva) juga bisa kok. Tapi ngapain, nginep di Geneva kan mahal. Hehe. Nah, kami naik swiss tours dari goeuro ini loh. Perjalanan juga cepat dan nyaman, ga mabok karena naik elf. Chamonix pun bagus banget! Kami naik cable car dengan harga 60 euro seorang. Puncaknya bernama Aiguille Du Midi 3842 mdpl! Dibanding Jungfrau dan Titlis yang mahal itu, ini merupakan puncak tertinggi dan tergolong murah. Seneng kan.







Oiya, mending sebelum naik cable car ke atas, makan dulu yang kenyang. Selain buat simpanan energi, di atas mahal banget. Huks. Di dekat Bus Station, ada restoran turki halal dan lumayan enak. Masa rasanya mirip McD di Indonesia. Haha. Beli minum juga di bawah aja lah. Di atas tap waternya hangat jadi ga bisa di minum, sedangkan kalau beli mahal. Hehe.

Setelah puas dengan magical sunset, kami menuju Annecy. Sampainya malam sih, tapi untungnya kami dapat hotel dekat sekali dengan Gare SNCF (Central Station). Hotelnya cantik dan lumayan murah-mahal haha. Karena hotel di Annecy mahal deh, tapi lebih murah dibanding Geneva. Kami naik Oui Bus jadwal 19.40. Sebagai trick untuk jalur trip ini, memang gak perlu habisin waktu lama-lama di Chamonix, apalagi Annecy. Chamonix memang seharian sih, tapi ga perlu nginap lah, langsung aja ke Annecy. Kalau beruntung, kamu bisa langsung cabut dari Annecy siang ke Geneva untuk catch flight ke tempat selanjutnya. In our case, kami pulang hari yang sama dengan hari mengeksplrasi Annecy!

Annecy punya daya tarik sendiri bagi saya di kala pagi. Hehe. Bagus banget. Matahari nya sangat bersahabat kala itu. Kami sih cuma pengen lihat Le Palais de I'lle dan Pont des Amours. Namun, di tengah perjalannya kami nemu sudut-sudut indah yang mirip italy yang unyu-unyu itu loh.

Area Chateau yang gak tahu namanya apa

Le Palais de I'lle



Pont des Amours
Lago de Annecy
Nah. Setelah puas dengan Lake Annecy ini, kami bergegas menuju Geneva lagi dengan Bus lokal - Altibus yang bisa dilihat jadwalnya dan harganya di sini.

Huwaaw. Pokoknya senang sekali #tiwiidhamtrip kali ini berjalan lancar dan bikin hepi. Alhamdulillah. So, percaya deh, Perancis gak cuma Paris!


Monday 11 September 2017

Yakin, Kuliah di Luar Negeri?

Hey, hey, tidak seperti biasanya saya share informasi melalui platform ini, jangan kaget kalau pada kesempatan kali ini saya mau share informasi juga sih, tapi dalam bentuk curhatan. Oops. Saya ga yakin banyak yang baca (ga kayak kalau review vendor nikahan, haha!) jadi saya pede aja nulis curhatan ini. Lagi pula namanya juga blog: personal diary ga sih? Suka-suka lah ya mau diisi apa hehe

Begini.. Akhir-akhir ini saya memang sensitif sekali karena homesick. Ya, saya akui saya mungkin homesick karena sudah sebulan lebih ga ketemu suami karena cintakuwh mentok di visa. Menyakitkan memang (halah) apabila biasanya sebulan sekali bisa ketemu, tapi karena kesibukan disertasi suami dan unfortunately visa saya habis periodenya kami harus menundanya sampai minggu ini aja dong plis! Semoga cepet granted ya visa saya, aamiin. Setiap hari melow galaw gitu deh ceritanya. Hal ini sangat mengganggu saya, terlebih lagi saya jadi sering curhat aneh-aneh ga jelas di instastory, haha ya memang instagram adalah satu-satunya (dulu) platform yang masih saya gunakan untuk posting foto, curhat di instastory, kepoin orang hehe. Path udah bhay. Twitter juga. Facebook sudah saya set untuk postingan pribadi ajah jadi di timeline ga ada yang baru untuk publik. Dan karena sekali lagi sering curhat di social media itu mengganggu saya secara pribadi, karena space yang terlalu terbatas, padahal saya mau menumpahkan semuanya haha aneh. Kan ganggu dan terkesan galau banget. Gak kece deh. Nah. Sekarang akhirnya deactivate account instagram juga deh. Walaupun untuk kepo raisa-hamish dan bella-emran serta kirana tak lupa gempita saya masih pakai akun IG suami saya. Ya seenggaknya ga tergerak hati buat curhat karena bukan akun saya lah ya.

Karena alasan kesensitivitasan meningkat, saya pun merasa bahwa saya jadi sering sekali merenung. yang saya renungi tentu keputusan saya yang mengakibatkan semua kegundahan ini terjadi yaitu: Kuliah di Luar Negeri.

Seingat saya, keinginan yang satu ini sudah ada di salah satu resolusi yang saya tulis dari bangku SMP. Walaupun dulu cuma tau Oxford dan Harvard University (tunggu, jangan-jangan cuma tau Oxford) jadilah saya tulis mau sekolah di SMAN 8 Jakarta, Universitas Indonesia, dan Oxford University. Keinginan iu menguat setelah masuk SMA, karena banyak teman-teman mau kuliah di Singapura dan Jepang yang nge-trend di kalangan anak-anak pinter di SMA itu. Ditambah dengan buku novel yang sering saya baca, ada Andrea Hirata, Muhammad Assad, terus juga kebanyakan nonton film barat kali ya. Lalu, sampai akhirnya saya harus cari kerja. Sadar kemampuan diri yang terbatas bahkan di bidang saya sendiri karena kuliah S1 kayaknya taken for granted ajah, bahasa inggris pas-pasan. Udah gede, tapi belom pernah lepas dari orang tua (di depok terus cyin), kerjaannya ngojek terus manjah, ngaret terus, kerja kadang suka telat (ya abis sebel disuruh lembur terus, lah curhat lagi), malu gak bisa masak, kalau dilamar orang gimana haha dan sebagainya. Di situ saya merasa kualifikasi saya ini sepertinya memang butuh ilmu tambahan. Ilmu tentang ilmu dan ilmu tentang hidup. Yes. Sesimpel itu kayaknya pengen jadi orang yang lebih baik dari segi ilmu dan segi hidup (yang sedikit berantakan itu). Pengen jalan-jalan? Ya emang itu udah prinsip ajah dari dulu ga pernah mau jalan-jalan kalau ga murah meriah.

Setelah alhamdulillah terkabul bisa mendapat nikmat sekolah di SMAN 8, UI, dan akhirnya Oxford Wageningen University and Research, pertanyaannya adalah: apakah semua motivasi kuat dari diri menjadi lebih baik dan segala romantisme masa remaja itu cukup untuk membuat saya bertahan menjalani kuliah di luar negeri? Saya bisa dengan yakin menjawab tidak.

Nyatanya, apabila segala jerih payah yang kamu lakukan demi sebuah cita-cita mulia menuntut ilmu sampai ke negeri China selalu gagal, kamu hanya perlu bersabar menunggu besok ajah. Bisa jadi gagalnya upaya kamu karena kamu disuruh kerja dulu ajah menikmati pahit getirnya Jakarta, ya kalau kerja di Jakarta sih ya. Wakakak. Well, kalau ga kerja di jakarta, ya kamu harus sabar dengan ujian lengangnya waktu mungkin? Mungkin loh ya. Tapi kerja di Jakarta memang keras sih menurut saya, demi keluarga dan tabungan dunia akhirat, ya mau ga mau harus kerja aja dengan sabar, hari demi hari menunggu jadwal daftar beasiswa selanjutnya. Hari-hari itu indah juga sih, bisa nabung nyicil mobil, rumah, atau nabung buat mahar lamar anak orang, atau sekedar nikmatin semua jajanan hitz Go Food sukur-sukur patungan sama aktivis-aktivis lain buat majuin foundation sendiri!

Nyatanya, apabila angan-angan kuliah di universitas impian harus berbelok ke universitas sebelah, kamu hanya perlu bersabar menjalaninya. Ya sambil lirik-lirik peka ajah. Jangan-jangan bisa ketemu jodoh ya ga sih? Hmm atau bisa jadi karena nanti anak kamu bakal lahir di situ. Ya namanya juga misteri ilahi. Kita bisa atur apa? Kayaknya sih ngga bisa.

Nyatanya, kalau semua orang meragukan keputusanmu untuk melangkah lebih maju hanya karena katanya mereka lebih berpengalaman, meragukan kemampuanmu, meragukan pilihanmu adalah hal yang baik bagimu karena mereka paling tahu segala hal, merasa bahwa kamu akan berburu dengan waktu, lelah, depresi, dan tak kuasa menanggung rindu cuma karena mereka peduli terhadapmu. Kalau semua orang sepertinya begitu, kamu hanya perlu bersabar. Bisa jadi mereka salah. Kalaupun semua benar adanya, hmmm well, siapa yang lebih tahu dari Maha Tahu dan Maha Pemberi Jalan Hidup?

Nyatanya, kalau akhirnya setelah mulai kuliah, baru hari pertama kamu sudah menyesal memutuskan kuliah lagi. Selamat, anda beruntung, karena ada juga orang yang di pesawat menuju belanda nangis kalau bisa ga jadi kuliah. Tapi orang yang nangis di pesawat itu juga lebih beruntung dibanding seseorang yang baru sampai Soekarno-Hatta Airport aja udah sedih, kalau bisa keluarganya ikut juga. Mereka adalah orang-orang yang harus bersabar dan menunggu beberapa bulan saja untuk bisa merasakan homesick yang lebih buruk lagi di depan sana. Haha.

Nyatanya, misalkan kamu sudah bisa menerima semua dengan tenang dan siap menatap buku-buku dan studi kasus yang aneh-aneh, jangan sedih jangan stress karena kamu akan ketemu teman-teman diskusi yang batu-batu yang bikin tambah stress, mentor yang sok tahu yang bikin tambah pucing. Sabar. Karena kamu pasti akan bisa melewatinya. Kamu pasti bisa, hanya kurang percaya diri dan belum kuat mental ajah. Ga usah dipikirin. Besok juga ketemu lagi yang lebih aneh dan bikin tambah pressure nya. Lebih parah, bayang-bayang re-sit atau re-exam atau remed men. Lebih parah lagi lagi dan lagi, kalau kampus ga ada gituan, ya bisa aja anuan. Bhay aja di kick. Lebih serem dari cerita horor.

Nyatanya, kalau kamu berharap bisa bersosialisasi dengan bule atau keluarga Indonesia di tempat kamu merantau biar ga kesepian, tapi akhirnya kamu menemukan diri kamu lebih nyaman dengan duniamu sendiri, kamu frustasi kenapa malah hal seperti itu yang terjadi, kamu harus lebih banyak bersabar. Bisa jadi, itu adalah tindakan preventif membuat homesick lebih parah. Merasa klausa puitis "kesepian di tengah keramaian" bukan hanya ada di lagu-lagu galau tapi nyata dalam hidup kamu? Mungkin saja, benar-benar sendiri lebih baik dari pada kamu kongkow-kongkow tapi malah bisa bikin video klip galau gitu.

Nyatanya, bahkan udah pusing sama urusan-urusan itu, social pressure untuk mau ngapain habis lulus juga datang dari segala penjuru. Ekspektasi-ekspektasi yang begitu tinggi itu terkadang melupakan bahwa lulusan luar negeri juga manusia. Lah, tapi ini belum lulus juga sih, sabar dikit joss.

Dan. Ternyata, kalau tugas akhir semakin membuat kamu kangen semuanya, membuatmu hampir putus asa karena harus rombak proposal gara-gara supervisor juga (kayaknya) bingung mau di bawa ke mana hubungan proyek kita, membuat kamu gatau lagi mau nulis apa, buntu ide, merasa bosan setiap hari ngerjain itu lagi-itu lagi, ketemu problem itu lagi-itu lagi. Bersabar. Nulis yang lain aja dulu, curhat di blog juga bisa. Gak dosa.

Jadi, sesungguhnya kuliah di luar negeri merupakan sebuah ujian yang kuncinya adalah satu. Bersabar. Sabar ini harus dimulai dari saat pertama kamu berani mendeklarasikan keinginanmu, berusaha mencapainya, dan bersusah payah menyelesaikannya. Punya track record bagus, motivasi kuat saja tidak cukup. Apabila kantung-kantung (atau kantong-kantong sih?) sabar kamu masih kurang spacious, investasikan mulai saat ini untuk menambah kapasitasnya. Minta terus kepada Allah yang memberikan kekuatan untuk bersabar.

So, yakin kuliah di luar negeri?
_________________________
Well, rencananya tulisan ini adalah satu pengantar untuk series tulisan lainnya: informasi kuliah. Nantikan ya?

Friday 11 August 2017

Jalan-jalan ke Durdle Door dan Lulworth Cove - UK

Hey! Jumpa lagi, setelah kayaknya lama ga nulis cerita-cerita gitu karena nulis tesis muluk. Eaaa. #curhatdongmah

Nah kali ini, saya mau share trip yang bakal fun banget dan ga nyesel kalau dilakukan, yaitu jalan-jalan ke Durdle Door! Cuma 2 jam dari London Paddington, kamu bisa menikmati indahnya pantai bertebing kayak di Indonesia. Di Eropa ini rata2 bosen kan ya gedung-gedung klasik, canggih, atau mungkin alam yang bagus tapi tetep aja rindu pantai ga sih? Nah, banyak banget yang mengira apabila ke Durdle Door mesti pakai mobil padahal tidak. Justru kalau kamu pergi summer gitu, naik kereta lebih praktis dan enak karena daylight juga panjang kan. Apalagi bagi kamu yang sibuk kerja atau kuliah dan ga punya waktu banyak. Harganya pun terjangkau, kalau beruntung bisa dapat kereta 50 GBP berdua PP. Lumayan kan. Katanya sih, kalau beli on the spot sekitar 16 GBP sekali jalan. 

Nah! Pertama-tama, saya mau kasih tips kalau pergi ke Durdle Door, mending sekalian ke Bournemouth. Rute yang bisa diambil adalah London Paddington - Wool - Bournemouth - Paddington. Sebagai gambaran, kalau kita pergi naik kereta ke Wool melewati Bournemouth jadi bisa aja sejalan ga perlu berlawanan arah. Setelah sampai Wool station, bisa naik bus yang lama ituh dan muter2, atau naik taxi 16 pounds ajah muat ber 6-8 orang. Jangan sedih jangan khawatir, kalau pergi berdua, bs aja ajakin orang yang ketemu di station untuk share. Kami ketemu dua orang lainnya yang menawarkan diri buat share taxi, jadi ber4 waktu itu dan cukup terjangkau lah karena cepat serta ga usah nyasar.

Setelah itu, kamu bisa ke Durdle door explore pantainya yang berbatu dan bertebing. Bagus banget loh. Jangan lupa explore setiap bukit yang bisa dinaikin, atau bs ditidurin guling2 kalau datar, asal hati-hati ajah. Hepi deh, kami waktu itu cerah jadi cantik banget. Setelah puas, kamu bisa lanjut ke Lulworth Cove. Nah, ini merupakan tempat yang ga diduga. Kami ga berencana ke tempat ini, tapi ternyata dekat sekali dan bagus banget. Kami waktu itu pilih ke lulworth cove dulu lalu ke durdle door karena penasaran, tapi menurut saya sih mending ke durdle door dulu karena di lulworth cove ada toko ice cream dan juga tempatnya syahdu banget kalau mau duduk2. Tergantung sih ya, pilih mana sesuai selera. Oiya, perjalanan dari durdle door - lulworth cove itu menurun, sebaliknya lulworth cove - durdle door menanjak tajam. Nah, saya pikir mungkin saja bisa pesan taxi pulangnya ke lulworth cove, walau mungkin fare nya beda ya karena taxi menggunakan argo. 

Bukit luas antara Durdle door dan Lulworth Cove




Pemandangan Trekking dari Durdle Door ke Lulworth Cove


Lulworth Cove
Durdle Door and the flowers

Durdle Door

Jurrasic Coast, Dorset

Setelah puas dengan durdle door dan lulworth cove, kamu bisa menuju station wool lagi dan menuju Bournemouth. Berbeda dengan Wool, Bournemouth sudah ramai sehingga bus nya banyak dan tidak perlu lama menunggu. Kami menuju pantai / city centre Bournemouth dengan bus M1/M2 - 5 menit perjalanan ajah qaqa. Ingat, pulangnya hanya bisa dengan salah satu bus itu (gak bisa dua-duanya), aduh tapi saya lupa banget kalau mau balik ke station naik apa ya. Tips menghemat beli bus di sini adalah beli pp aja jadi gaperlu ngeteng, karena kita tidak akan menggunakan oyster TFL di kota ini. Siapkan uang cash ya.

Hal yang menarik dari Bournemouth adalah beach hut warna warni. Menurut saya sih, sehingga kita ga perlu ke pantai Brighton buat foto depan beach hut itu. Hehe. Tapi saya juga senang sekali dengan kotanya yang shantay kayak (emang beneran) di phantay. Pier nya juga jadi bikin kita merasa di San Fransisco (padahal belom pernah ke LA). 

Well, intinya, selain London itu sendiri yang ga akan ada abisnya untuk di-explore, destinasi-destinasi luar London tapi dekat dan terjangkau pun bisa jadi pilihan yang ga kalah menarik. Hal yang paling special buat kami dalam trip ini adalah hanya dengan 2 jam dari London, kita bisa memanjakan mata dengan view ala Indonesia yang kita sendiri belum pernah kunjungin. Kami jadi pengen conquer NTT dan NTB setelah ini #eaaa. Karena pasti ga kalah bagusnya kan..

Selamat jalan-jalan!








Our very first beach sand in Europe